[Intro] [gitar lembut] Takdir membawa kita bertemu Di jalan yang sama Waktu yang salah Kamu tersenyum Matamu bersinar Seperti bintang
[Verse 1] Langkahmu pelan Suaramu tenang Tapi dadaku seperti berlari Kita tertawa soal hal sepele Padahal hati hampir jatuh lagi
[Chorus] Di antara detik dan mimpi Ku simpan namamu rapi Antara mungkin dan tidak terjadi Kuharap esok memihak kita Jika hari ini belum bisa Ku titip rindu di udara Di antara detik dan mimpi
[Verse 2] Kopi dingin Hujan di kaca Kita bicara tentang orang lain Tapi di sela setiap jeda Ada kata yang tak pernah sampai
Kamu cerita ingin pergi jauh Ke kota yang dulu cuma wacana Ingin kubilang “Ajak aku” Tapi bibir hanya bilang “Semoga”
[Chorus]
[Bridge] [low vocal register] Kalau suatu hari kau kembali Dan tempatmu sudah terisi Cukup ingat pernah ada aku di sini Yang diam-diam mendoakanmu Di tiap malam yang terlalu sunyi
[crescendo] Kalau suatu hari kau mengerti Semua tanda yang kau lewati Datanglah pelan Ketuk lagi Kan kubuka pintu hati
[Chorus]
Style de musique
Warm acoustic pop ballad, intimate Indonesian storytelling, female vocals. Soft fingerpicked guitars and subtle pad swells in the verses; chorus blooms with layered harmonies, gentle bass, and brushed percussion. Energy arcs from hushed confession to hopeful lift, with a short bridge that strips back to just voice and guitar before the final chorus re-enters wider and brighter.