Text
*Verse 1*
Di sudut kota yang gelap, senja datang mengintip,
Suara langkah kaki, derap penuh getir.
Kisah lama berulang, ego terbang melayang,
Hati membara, tak kenal damai tenang.
Oh, riuh di ujung senja,
Tangan terkepal, api membara.
Di bawah langit yang muram,
Kita lupa arti damai malam.
*Verse 2*
Mata saling memandang, penuh dendam tersimpan,
Kata-kata jadi pisau, menusuk tanpa ampun.
Apa yang kita kejar, siapa yang harus kalah?
Tawuran jadi panggung, tapi jiwa yang runtuh perlahan.
Oh, riuh di ujung senja,
Tangan terkepal, api membara.
Di bawah langit yang muram,
Kita lupa arti damai malam.
Seandainya kita bicara, menurunkan senjata,
Mungkin suara cinta bisa terdengar lebih nyata.
Mengapa harus begini, kita bertarung tiada henti,
Sementara dunia menunggu, menanti kita bersatu.
Oh, riuh di ujung senja,
Tangan terkepal, api membara.
Di bawah langit yang muram,
Kita lupa arti damai malam.
*Outro*
Senja perlahan hilang, tinggal sepi yang datang,
Tawuran berakhir, namun hati tetap bimbang.